Jumat, 12 April 2013

Proses Pembuatan Sirup Buah Pedada (Sonneratia caseolaris)


PROSES PEMBUATAN SIRUP BUAH PEDADA 
(Sonneratia caseolaris)



          Buah pedada banyak ditemui di daerah perairan payau yang merupakan tempat bertumbuhnya tanaman mangrove. Buah pedada merupakan buah yang bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga, berbentuk bola, dan ujung buah tersebut bertangkai. Buah tersebut tidak beracun dan langsung dapat dimakan. Buah pedada memiliki rasa yang asam dan aroma yang khas yang menjadi daya tarik buah tersebut (Santoso et al, 2008).
            Pedada (Sonneratia caseolaris) merupakan salah satu penyusun hutan bakau yang berada di sepanjang pantai berlumpur yang mempunyai salinitas rendah dan merupakan wadah berkumpulnya kunang-kunang. Buah pedada berbentuk bulat, ujung bertangkai, dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. Buah ini memiliki diameter antara 6-8 cm dan biji berjumlah 800-1200. Chen et al, (2009) tentang dinamika dan struktur hutan mangrove menyatakan bahwa buah pedada berwarna hijau, dan mempunyai aroma yang sedap. Buah pedada tidak beracun, asam dan dapat langsung dimakan. Ahmed et al, (2010) menyatakan bahwa tanaman ini menghasilkan buah yang dikenal dengan buah pedada dan nama internasionalnya yaitu Crabapple mangrove.

Gambar 1. Buah Pedada (Sonneratia caseolaris)


Proses pembuatan Sirup Pedada

 
  1. Direbus buah Sonneratia caseolaris yang telah matang.
  2. Dimasukkan gula pasir dan asam sitrat sampai rebusan mendidih maksimal, sambil diaduk lalu angkat.
  3. Masukkan asam benzoat apabila diperlukan pengawetan yang lebih lama.
  4. Setelah dingin, masukkan sirup ke dalam botol yang telah disterilkan
  5. Kemas sirup dalam botol dan tutup rapat 




Teknologi yang digunakan dalam membuat sirup dari buah pedada  (Sonneratia caseolaris) masih tergolong sederhana, karena hanya menggunakan tenaga manusia dan dibantu oleh alat-alat yang mudah untuk didapat. Produk sirup buah pedada ini masih belum maksimal dalam hal pemasaran, karena masih banyak orang yang belum mengenal buah ini.
Sirup buah pedada merupakan salah satu produk olahan dari buah mangrove yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dan ekologi hutan mangrove serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang tinggal disekitar hutan mangrove, sehingga dengan adanya berbagai olahan dari buah mangrove masyarakat terbantu secara ekonomi dan dengan sendiri ikut menjaga kelestarian hutan mangrove yang berada di sekitar mereka.
                                      



Manfaat Sirup Buah Pedada (Sonneratia caseolaris)
Nilai keunggulan dari sirup Apel Mangrove berdasarkan penelitian (Raindly,2006) antara lain adalah kandungan vitamin C cukup tinggi (50,1 mg/100 gr sirup), dan mengandung iodium dengan kadar 0,68 mg/kg sirup. Dalam tubuh vitamin C berfungsi sebagai antioksidant, sedangkan Iodium untuk sistesis hormon tiroksin, yaitu suatu homon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan. Berdasarkan penelitian (Raindly, 2006) sirup “Apel Mangrove” telah layak dan aman untuk dikonsumsi karena bebas dari bahan berbahaya dan beracun (B3), memenuhi syarat mutu sesuai dengan SNI 01-3544- 1994 (untuk sirup), sehingga aman untuk dikonsumsi dan diproduksi secara berkelanjutan. Sirup buah bogem Mangrove yang memiliki rasa dan aroma yang khas, serta beriodium dan bervitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan dapat dijadikan prospek untuk membentuk wirausaha baru ini, diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi mangrove baik dari sisi ekologi maupun ekonomi

Gambar 2. Sirup Buah Pedada (Sonneratia caseolaris)




REFERENSI
Ahmed R, Moushumi SJ, Ahmed H, Ali M, Haq WM, Jahan R, Rahmatullah M. 2010. Serum glucose and lipid profiles in rats following administration of                   Sonneratia caseolaris (L.) Engl. (Sonneratiaceae) leaf powder in diet. Advances in Natural and Applied Sciences 4(2):171-173.

Chen L, Zan Q, Li Mingguang, Shen J, Liao W. 2009. Litter dynamics and forest structure of the introduced Sonneratia caseolaris mangrove forest in Shenzhen, China. Estuarine, Coastal and Shelf Science 85(2):241-246.

Dwi, R. 2011. Kadar Beberapa Vitamin Pada Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) dan Hasil Olahannya. Skripsi Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Priyono A, Diah I, Mohson, Lulut Sri Y, Tengku LH. 2010. Beragam Produk Olahan Berbahan Dasar Mangrove. Kesemat. Semarang.

Raindly. 2006. Sirup Apel Mangrove. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Santoso N, Kusmana C, Sudarma D, Sukmandi R. 2008. Ekologi tumbuhan pidada (Sonneratia caseolaris(L) Engler 1987) pada kawasan Muara Angke propinsi daerah khusus ibu kota Jakarta. Jurna KKMN. Jakarta, 5 September 2008.





Minggu, 06 Januari 2013


BUAH KECAPI (Sandoricum Koetjape)  SEBAGAI KOMODITI KHAS KOTA JAKARTA untuk meningkatkan perekonomian dan perbaikan lingkungan

Oleh : Putri Rafika W/ 101201161
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian,  Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kota Jakarta merupakan pusat industri negara Indonesia, setiap harinya banyak wisatawan yang datang ke kota iini baik hanya untuk bisnis ataupun benar-benar ingin mengenal kebudayaan ibukota Indonesia ini.  Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.607.787 jiwa (2010). Wilayah  metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.
Wistawan yang datang ke kota Jakarta saat ini mulai kesulitan untuk menemukan oleh-oleh khas kota ini, padahal dengan fungsinya sebagai pusat pemerintahan, bisnis dan keuangan pemerintah Kota ini harus mampu untuk menyediakan sesuatu oleh-oleh khas untuk dijadikan buah tangan oleh wisatawan maupun tamu kenegaraan yang datang ke kota ini.
Dahulu kota Jakarta terkenal dengan oleh-oleh khas berupa buah-buahan, banyak wilayah di kota Jakarta berasal dari nama buah-buahan yang menjadi komoditi unggulan wilayah tersebut, contoh : Condet, yang terkenal dengan salak condet, Kampung Rambutan dengan rambutannya dan masih banyak lagi yang lain.
Salah satu buah khas kota ini adalah buah kecapi (Sandoricum Koetjape)  dikatakan sebagai buah  khas Betawi, karena dulu penduduk asli Betawi banyak menanam pohon kecapi di pekarangan  rumah. Selain karena pohonnya yang rimbun dan teduh, kayunya yang kuat dapat dimanfaatan untuk membuat berbagai perabotan rumah tangga seperti kursi dan  lemari. Tetapi sayang, saat ini pohon kecapi (Sandoricum Koetjape)  sudah jarang dijumpai karena kalah lahan di Jakarta semakin sempit dan banyak yang dikonversi untuk pemukiman penduduk dan penduduk Jakarta sudah meninggalkan kebudayaan Betawi yang biasanya selalu menanam pohon buah didepan pekarangan rumah.
   Buah kecapi bentuknya bulat mirip seperti buah duku tetapi dengan ukuran yang lebih besar dan kulit yang lebih tebal. Uniknya orang Betawi biasa mengupas buah ini dengan cara dibanting atau dijepit di engsel pintu.
Buah kecapi atau sentul






Gambar Buah Kecapi
1.2. Permasalahan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan dalam  makalah ini adalah :
1.       Bagaimana cara untuk mengembangkan tanaman Kecapi ini di kota Jakarta?
2.      Dimana wilayah yang dapat dijadikan basis produksi dari tanaman Kecapi ini?

1.3. Tujuan
Dari permasalahan di atas, maka dapat ditetapkan tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui cara pengembangan tanaman Kecapi di kota Jakarta.
2.      Untuk mengetahui wilayah mana yang dapat dijadikan basis produksi tanaman kecapi.


BAB II. POTENSI KOTA JAKARTA SEBAGAI PUSAT PRODUKSI BUAH KECAPI (Sandoricum Koetjape)  
           
Ada beberapa potensi kota Jakarta untuk dapat dijadikan sebagai pusat produksi atau sentra dari buah Kecapi (Sandoricum Koetjape), berikut akan dijelaskan satu-persatu :
Letak Administratif
            Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan satu Kabupaten administratif, yakni: Kota administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, dan Kota administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2, serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2. Di sebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, sebelah barat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara dengan Laut Jawa. 
Sebagai ibukota Indonesia, Jakarta memiliki posisi strategis untuk mengembangkan suatu kegiatan perekonomian karena merupakan pintu masuk bagi setiap kegiatan perekonomian baik di dalam negeri ataupun ke luar negeri, dan pusat kegiatan baik pemerintahan, keuangan maupun bisnis.  Dengan hal yang seperti ini otomatis kegiatan perekonomian yang dilakukan di kota ini lebih cepat untuk berkembang.
Kearifan Lokal
            Pada zaman dahulu masyarakat Betawi memiliki kebiasaan untuk menanam pohon buah-buahan di pekarangan rumah mereka, hal ini dimaksudkan agar generasi mendatang tidak kelaparan akibat kekurangan sumber bahan pangan. Selain itu, pohon buah tersebut memberikan kenyamanan karena meneduhkan dan memberikan nilai estetika sehingga enak untuk dipandang.


Kependudukan
            Penduduk di kota Jakarta, didominasi oleh para imigran yang berasal dari luar daerah, kebanyakan dari mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan sehingga di kota ini banyak terdapat tenaga kerja yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan produksi buah kecapi.

BAB III. TANTANGAN DAN KENDALA BUAH KECAPI SEBAGAI KOMODITI KHAS KOTA JAKARTA

Dalam kegiatan mengekplorasi atau mematenkan suatu produk buah menjadi komoditi khas dari suatu daerah memiliki tantangan dan kendala masing-masing. Dalam hal ini, buah kecapi yang akan dijadikan komoditi khas dari kota Jakarta, tantangan dan kendala yang dihadapi adalah menanamkan kembali budaya Betawi untuk menanam pohon buah, khususnya buah Kecapi di pekarangan rumah warga. Selain itu, sedikitnya lahan terbuka hijau yang dapat ditanami pohon buah kecapi ini, karena sebagian besar lahan di Jakarta telah berubah fungsi menjadi pemukiman maupun gedung-gedung perkantoran dan pusat bisnis, seperti mall dan ruko-ruko.

BAB IV. ANALISIS PENGEMBANGAN BUAH KECAPI MENJADI KOMODITI KHAS KOTA JAKARTA

            Untuk melakukan pengembangan di suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti lokasi wilayah itu sendiri. Kota Jakarta memiliki lokasi yang sangat strategis dan dianggap mampu untuk mengembangkan suatu kegiatan ekonomi, karena merupakan pusat kegiatan industri, bisnis maupun keuangan di Indonesia. Untuk pemasaran produk ini, Jakarta merupakan kota yang cocok, dibandingkan kota lain Jakarta memiliki banyak kelebihan, terutama dalam kegiatan pemasaran. Banyaknya wisatawan yang datang berkunjung ke kota ini merupakan salah satu alasannya.
            Kerika buah kecapi ini akan dijadikan komditi khas, otomatis Jakarta harus memiliki basis produksi buah kecapi tersebut, menurut saya lokasi dari produksi buah kecapi ini dapat dilakukan di Kampung Wisata Setu Babakan, karena lokasi tersebut masih asri dan memudahkan wisatawan untuk melihat langsung pusat kegiatan produksi buah kecapi. Selain itu, disetiap taman kota di wilayah DKI Jakarta ditanami pohon kecapi, agar masyarakat DKI Jakarta dapat merasakan nikmatnya buah kecapi dan udara bersih dari proses fotosintesis pohon kecapi tersebut, sehingga membantu memperbaiki kualitas udara di kota Jakarta ini.
Dengan adanya komoditi khas kota ini, para wisatawan akan lebih senang karena mereka tidak kebingungan untuk memilih oleh-oleh apa yang dapat dibawa ke kampung halaman mereka untuk sanak famili disana. Dengan meningkatnya kenyamanan wisatawan yang berkunjung, maningkat pula jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke kota ini dan menimbulkan kegiatan-kegiatan yang menunjang perjalanan wisatawan, seperti hotel, penginapan, wisata kuliner khas dan masih banyak lagi.Selain itu, kegiatan produksi buah kecapi (Sandoricum Koetjape) ini pasti memerlukan pupuk, tenaga kerja yang terampil maupun non terampil, dan masih banyak kegiatan lain yang akan saling berkaitan dengan adanya kegiatan ini.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

            Buah kecapi (Sandoricum Koetjape), merupakan buah khas DKI Jakarta yang dapat meningkatkan kegiatan perekonomian dan membantu memperbaiki kualitas udara di lingkunga kota Jakarta sehingga hal ini akan berdampak baik bagi warga DKI Jakarta, dan wisatawan yang berkunjung ke kota ini. 
Kota Jakarta dengan letaknya yang strategis dan sebagai pusat kegiatan perekonomian di Indonesia, memiliki banyak kelebihan untuk kegiatan pemasaran barang-barang khas atau oleh-oleh khas dari suatu daerah termasuk DKI Jakarta itu sendiri.  
            Untuk meningkatkan komoditi khas ini sebaiknya pemerintah DKI Jakarta membuat suatu peraturan yang dengan jelas mengatur setiap kegiatan perekonomian  dan mengajak semua pihak yang terkait untuk membantu program ini agar bisa terlaksana dengan baik.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Lokasi Geografis DKI Jakarta. Diakses dari http:www.jakarta.go.id